KOTA
susu sapi dan penghasil pepaya Boyolali ternyata juga punya lokasi
peziarahan rohani untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Sesuai nama
pelindung paroki yakni Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria, Paroki
Boyolali menyimpan harta rohani berupa Gua Maria Mawar yang berlokasi di
kawasan Pengging.
Menurut penuturan Romo Herman Pr –kini
romo paroki Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali—Gua Maria
Mawar di Pengging sejak sekian tahun lamanya ini luput dari atensi dan
reksa material dari umat. Bahkan, kata Romo Herman, banyak umat katolik
di Paroki Boyolali pun tidak tahu-menahu kalau parokinya punya tempat
ziarah yang patut dipublikasikan kepada seluruh umat katolik di
Indonesia.
“Memang, awalnya sedikit ada masalah
soal kepemilikan lahan dimana Gua Maria Mawar itu berlokasi. Karenanya,
sementara waktu potensi rohani ini juga belum dikembangkan secara
serius,” kata Romo Herman Pr yang bertugas pastoral di Boyolali sejak
tahun 2009.
“Namun soal kepemilikan lahan ini sudah
selesai dan masih perlu tahapan berikutnya yakni balik nama dari pemilik
lama kepada Gereja Katolik Paroki Boyolali,” kata Romo Herman menjawab
pertanyaan umat di sebuah milis katolik.
Pengembangan lebih lanjut
Menurut Romo Herman, memang harus ada
langkah nyata untuk pemberdayaan lokasi ziarah ini menjadi sebuah tempat
peziarahan yang layak. Dulu, kata dia, setahun dua kali pada bulan Mei
dan Oktober selalu ada misa. “Nah, masuk pertengahan tahun 2011 sampai
sekarang sudah ada misa setiap pekan keempat dalam bulan,” terangnya.
Sarana dan prasarana? “Masih sangat minim,” kata Romo Herman.
Namun upaya perbaikan sarana umum mulai
dikerjakan. Di antaranya membangun paving untuk jalan, pelataran
dirapikan, pembangunan pondok sederhana untuk ekaristi, dan pemasangan
jaringan listrik.
Pasti akan menyedot banyak biaya, apalagi lokasi Gua Mawar ini ada di sebuah lereng tebing sungai.
Sejak beberapa bulan terakhir ini,
semakin banyak peziarah datang mengunjungi Gua Maria Mawar di Pengging,
Boyolali. “Masyarakat sekitar juga menerima dengan tangan terbuka,”
tutur Romo Herman Pr.
Jalan menuju Gua Mawar memang dibuat
sedikit “memutar” dari atas ke bawah guna mengurangi tekanan bernada
keberatan dari lingkungan dimana jalur akses awal menuju gua yang semula
telah dirancang. “Duc in altum alias bertolaklah ke tempat
yang dalam,” tulis Romo Herman atas refleksi Uskup Agung Semarang Mgr.
Yohannes Pujasumarta ketika berkesempatan mengunjungi Gua Maria Mawar
ini.
Jalan menuju Gua Mawar
Minimnya peta lokasi menyebabkan Gua
Maria kurang dikenal oleh umat katolik. Hanya kalau pas kebetulan mata
melihat sebuah plang nama kecil di sisi kiri jalan dari arah Kartasura
menuju Boyolali, maka Gua Maria ada di posisi kiri jalan. Bus kecil
bisa merayap naik sampai lokasi, namun bus besar tidak bisa menjangkau
areal dan harus memakai antarjemput mobil.
Kalau umat merasa kesulitan menemukan
lokasinya, Paroki Boyolali bersedia membantu mengantar para peziarah
luar kota menemukan lokasinya.
Diskusi mengenai keberadaan Gua Maria
Mawar Paroki Boyolali ini mengemuka, ketika Simon Widodo –putra asli
Wedi, Klaten yang kemudian tinggal di Jakarta—mengunduh pertanyaan
dengan bertanya dimanakah posisi letak Gua Maria Mawar Boyolali. “Bahkan
ketika saya tanyakan kepada seorang OMK di Pengging pun, mereka tidak
tahu dimana Gua Maria Mawar ini berada,” tulis Simon Widodo.
Bak gayung bersambut, maka pertanyaan
ini segera direspon banyak umat di milis Keuskupan Agung Semarang.
Intinya, mereka berharap agar informasi mengenai Gua Maria Mawar ini
bisa diberikan oleh otoritas Gereja setempat yakni Paroki Boyolali.
Akhirnya, Romo Herman Pr dari Paroki Boyolali pun angkat suara menulis sedikit kilas balik Gua Maria Mawar ini.
Menurut telisik yang dilakukan Simon
Widodo, keberadaan Gua Maria Mawar Paroki Boyolali di Keuskupan Agung
Semarang ini terukir dalam sejarah, ketika Romo Endro Karjono MSF pada
tanggal 26 Juni 1982 meresmikan keberadaan gua ini.
Lokasi Gua Maria Mawar berada di
Kampung Tlangu, Desa Kembang Sari, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah. Gua Mawari dirintis oleh umat katolik Paroki Boyolali
sebagai ungkapan devosi mereka kepada Bunda Maria dan keinginan memiliki
tempat doa.
Rute menuju Gua Mawar bisa diambil dari
kota Boyolali menuju arah Drajitan, Musuk; belok kanan di pertigaan
Sombo dan lalu naik menanjak melewati desa Tlangu sampai pertigaan dan
kemudian menuju arah Desa Munggur, lalu belok kanan sampai Munggur.
Masih harus jalan kaki sejauh 200 meter menuju lokasi Gua Maria Mawar.
Paroki Hati Tak bernoda Santa Perawan Maria Boyolali berlokasi di Jl. Merbabu 24, Boyolali, dengan nomor telepon (0276) 21107.
Kontakdengan OMK Stasi Musuk d/a Kembangsari 06/II, Musuk, attn. Sdr. Teguh Tri Kuncoro dengan email collo@plasa.com atau sulisrose@plasa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar