Senin, 04 Februari 2013

Kawasan Ziarah Sendangsono Akan Ditata

[KULON PROGO] Kawasan peziarahan umat Katolik Sendangsono di Kecamatan Kalibawang, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan tata ulang untuk meningkatkan daya tarik peziarah dan turis dari luar negeri.

Penataan diawali dengan peletakan bantu pertama renovasi oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, penanaman pohon Kalpataru oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan penebaran benih ikan oleh Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo, dalam perayaan 108 tahun pembabtisan umat Katolik di Sendangsono, Kalibawang, Minggu (16/12).

Penataan akan dilakukan secara bertahap sesaui dengan ketersediaan anggaran yang terkumpul dari donatur dan dermawan.

Purnomo Yusgiantoro mengatakan panitia penataan Sendangsono memulai program itu melalui suatu tahapan survei.

Survei dilakukan oleh tim geologi untuk mengetahui ketersediaan sumber air di sekitar Sendangsono.

Rencananya, di tempat ziarah itu akan dibangun tempat padusan, untuk menyucikan diri umat Katolik, sebelum melakukan persembahyangan.

"Berdasarkan hasil survei tim geologi ada sumber mata air di Sendangsono. Maka dengan survei itu, kami berencana menata kembali, supaya Sendangsono tidak hanya sebagai tempat ziarah umat Katolik tetapi juga menjadi daya tarik turis untuk berkunjung. Rencananya, penataan akan dimulai dari Gereja Promasan," katanya.

Purnomo mengaku, dirinya bersama Sri Sultan HB X, Uskup Agung Semarang Mgr Pujo Sumarta, dan Jacob Utama menjadi dewan pembinan. Pihaknya berharap, Sendangsono membawa berkah untuk umat Katolik dan warga sekitar.

"Kami berharap, dengan ditata dan diperbaikinya Sendangsono dapat memberikan manfaat bagi umat Katholik yang ingin datang ke Sendangsono," katanya.

Penataan Sendangsono, katanya, akan meniru suatu tempat ziarah di Prancis, dimana peziarah yang datang dapat berdoa sekaligus menikmati air suci.

Begitu juga, katanya, Sendangsono akan dikembangkan seperti tempat ziarah tersebut. Anggaran penataan Sendangsono murni dari donatur dan dermawan, bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau pemerintah daerah.

"Kami akan menggunakan gaya arsitektur Romo YB Mangunwijaya. Karena dulu, Sedangsono juga ditata oleh Romo Mangun," kata dia.

Dia mengatakan, berdasarkan diskusi dengan Sri Sultan HB X, di kawasan Sendangsono akan dikembangkan "homestay" untuk peziarah yang ingin menikmati suasana yang hening.

"Warga perkotaan dari Jawa Tengah, Jakarta, dan DI Yogyakarta yang datang ke Sendangsono dapat menikmati suasana yang hening untuk merenung. Selain itu, dapat menginap di "homestay" yang dikelola masyarakat," kata dia.

Wakil Ketua Panitia Peringatan 108 Tahun Pembabtisan Umat Katolik Sendangsono, Saguh Istiyanto, mengatakan penataan kawasan peziarahan itu akan dimulai dengan pembenahan atap Gereja Promosan.

Kondisi atap gereja itu, saat ini sudah lapuk karena termakan usia.

Secara bertahap, katanya, juga akan dilakuukan penataan rute jalan salib yang disebut stasi, atau tempat pemberhentian sebanyak 14 tempat.

Selain itu, renovasi pastoran, tempat pelayanan untuk peziarah dan padusan.

"Anggaran yang dibutuhkan untuk penataan ini sebesar Rp40 miliar," kata dia.


http://www.suarapembaruan.com/home/kawasan-ziarah-sendangsono-akan-ditata/

Gua Maria Mawar di Paroki Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali

 

KOTA susu sapi dan penghasil pepaya Boyolali ternyata juga punya lokasi peziarahan rohani untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Sesuai nama pelindung paroki yakni Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria, Paroki Boyolali menyimpan harta rohani berupa Gua Maria Mawar yang berlokasi di kawasan Pengging.
Menurut penuturan Romo Herman Pr –kini romo paroki  Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali—Gua Maria Mawar di Pengging sejak sekian tahun lamanya ini luput dari atensi dan reksa material dari umat. Bahkan, kata Romo Herman, banyak umat katolik di Paroki Boyolali pun tidak tahu-menahu kalau parokinya punya tempat ziarah yang patut dipublikasikan kepada seluruh umat katolik di Indonesia.
“Memang, awalnya sedikit ada masalah soal kepemilikan lahan dimana Gua Maria Mawar itu berlokasi.  Karenanya, sementara waktu potensi rohani ini juga belum dikembangkan secara serius,” kata Romo Herman Pr yang bertugas pastoral di Boyolali sejak tahun 2009.
“Namun soal kepemilikan lahan ini sudah selesai dan masih perlu tahapan berikutnya yakni balik nama dari pemilik lama kepada Gereja Katolik Paroki Boyolali,” kata Romo Herman menjawab pertanyaan umat di sebuah milis katolik.
Pengembangan lebih lanjut
Menurut Romo Herman, memang harus ada langkah nyata untuk pemberdayaan lokasi ziarah ini menjadi sebuah tempat peziarahan yang layak. Dulu, kata dia, setahun dua kali pada bulan Mei dan Oktober selalu ada misa. “Nah, masuk pertengahan tahun 2011 sampai sekarang sudah ada misa setiap pekan keempat dalam bulan,” terangnya.
Sarana dan prasarana? “Masih sangat minim,” kata Romo Herman.
Namun upaya perbaikan sarana umum mulai dikerjakan. Di antaranya membangun paving untuk jalan, pelataran dirapikan, pembangunan pondok sederhana untuk ekaristi, dan pemasangan jaringan listrik.
Pasti akan menyedot banyak biaya, apalagi lokasi Gua Mawar ini ada di sebuah lereng tebing sungai.
Sejak beberapa bulan terakhir ini, semakin banyak peziarah datang mengunjungi Gua Maria Mawar di Pengging, Boyolali. “Masyarakat sekitar juga menerima dengan tangan terbuka,” tutur Romo Herman Pr.
Jalan menuju Gua Mawar memang dibuat sedikit “memutar” dari atas ke bawah guna mengurangi tekanan bernada keberatan dari lingkungan dimana jalur akses awal menuju gua yang semula telah dirancang. “Duc in altum alias bertolaklah ke tempat yang dalam,” tulis Romo Herman atas refleksi Uskup Agung Semarang Mgr. Yohannes Pujasumarta ketika berkesempatan mengunjungi Gua Maria Mawar ini.
Jalan menuju Gua Mawar
Minimnya peta lokasi menyebabkan Gua Maria kurang dikenal oleh umat katolik. Hanya kalau pas kebetulan mata melihat sebuah plang nama kecil di sisi kiri jalan dari arah Kartasura menuju Boyolali, maka Gua Maria ada di posisi kiri jalan.  Bus kecil bisa merayap naik sampai lokasi, namun bus besar tidak bisa menjangkau areal dan harus memakai antarjemput mobil.
Kalau umat merasa kesulitan menemukan lokasinya, Paroki Boyolali bersedia membantu mengantar para peziarah luar kota menemukan lokasinya.
Diskusi mengenai keberadaan Gua Maria Mawar Paroki Boyolali ini mengemuka, ketika Simon Widodo –putra asli Wedi, Klaten yang kemudian tinggal di Jakarta—mengunduh pertanyaan dengan bertanya dimanakah posisi letak Gua Maria Mawar Boyolali. “Bahkan ketika saya tanyakan kepada seorang OMK di Pengging pun, mereka tidak tahu dimana Gua Maria Mawar ini berada,” tulis Simon Widodo.
Bak gayung bersambut, maka pertanyaan ini segera direspon banyak umat di milis Keuskupan Agung Semarang. Intinya, mereka berharap agar informasi mengenai Gua Maria Mawar ini bisa diberikan oleh otoritas Gereja setempat yakni Paroki Boyolali.
Akhirnya, Romo Herman Pr dari Paroki Boyolali pun angkat suara menulis sedikit kilas balik Gua Maria Mawar ini.
Menurut telisik yang dilakukan Simon Widodo, keberadaan Gua Maria Mawar Paroki Boyolali di Keuskupan Agung Semarang ini terukir dalam sejarah, ketika Romo Endro Karjono MSF pada tanggal 26 Juni 1982 meresmikan keberadaan gua ini.
Lokasi Gua Maria Mawar  berada di Kampung Tlangu, Desa Kembang Sari, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali,  Jawa Tengah. Gua Mawari dirintis oleh umat katolik Paroki Boyolali sebagai ungkapan devosi mereka kepada Bunda Maria dan keinginan memiliki tempat doa.
Rute menuju Gua Mawar bisa diambil dari kota Boyolali menuju arah Drajitan, Musuk; belok kanan di pertigaan Sombo dan lalu naik menanjak melewati desa Tlangu sampai pertigaan dan kemudian menuju arah Desa Munggur, lalu belok kanan sampai Munggur. Masih harus jalan kaki sejauh 200 meter menuju lokasi Gua Maria Mawar.
Paroki Hati Tak bernoda Santa Perawan Maria Boyolali berlokasi di  Jl. Merbabu 24, Boyolali, dengan nomor  telepon (0276) 21107.
Kontakdengan OMK  Stasi Musuk d/a Kembangsari 06/II, Musuk,  attn. Sdr. Teguh Tri Kuncoro dengan email collo@plasa.com atau sulisrose@plasa.com

"Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" (Ibr 11:32-40; Luk 5:1-20)

Bacaan Tgl. 04-02-2013



“ Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.” (Luk 5:1-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Bagi rekan-rekan umat Islam pada umumnya ‘babi’ merupakan makanan najis alias tidak boleh dikonsumsi. Hal ini kiranya bersumber dari tradisi di Timur Tengah zaman dahulu, sebagaimana juga dicacat sebagai ceritera oleh Penginjil Lukas dalam Warta Gembira hari ini. Setan atau roh jahat minta kepada Yesus agar dipindahkan ke kawanan babi, dengan  kata lain babi merupakan tempat bercokolnya setan. Dan mungkin untuk beberapa orang hal ini secara fisik memang benar, mengingat dan memperhatikan lemak pada daging babi mengandung kolesterol tinggi, maka untuk beberapa orang memang ada bahaya besar untuk mengkonsumsi babi, karena kolesterol terlalu tinggi pada tubuh ada bahaya penyumbatan saluran oksigen ke jantung, yang pada gilirannya kematian orang yang bersangkutan. Lepas dari itu semua, hemat saya yang dimaksudkan dengan kisah di atas adalah bahwa Yesus, Tuhan mampu mengalahkan setan, maka jika kita senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan akan mampu mengalahkan setan, godaan atau rayuan setan untuk melakukan kejahatan. Maka marilah kita senantiasa bersama dan bersatu dengan Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun agar kita terbebaskan dari aneka macam godaan setan. Biarlah dengan demikian diri kita tersiarkan ke mana-mana dan yang disiarkan atau disebarluaskan dari diri kita adalah apa-apa yang baik, mulia dan luhur serta memotivasi orang lain untuk memuji, memuliakan dan menghormati Tuhan dalam hidup sehari-hari.
·   “Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.” (Ibr 11:40). Teks ini memberi kesan perihal kita yang beriman kepada Tuhan adalah orang sombong, namun hemat saya yang dimaksudkan tidak lain adalah agar kita sebagai umat beriman tidak tinggal diam ketika ada sesuatu yang tidak baik di hadapan kita. Kita diharapkan segera bertindak untuk memperbaiki apa yang tidak baik, mengatur apa yang amburadul atau tidak teratur, membangun kembali yang hancur atau rusak dst.. Pesan di atas ini kiranya baik untuk direnungkan dan dihayati oleh para orangtua, guru/pendidik atau pembina, yang memiliki tugas dan panggilan utama untuk membina atau mendidik anak-anak atau generasi muda. Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa kita menjadi pribadi sebagaimana adanya pada saat ini tidak lain karena binaan atau didikan orangtua, guru/pendidik dan pembina, yang dengan segala pengorbanan dan cintakasih telah mendidik dan membina kita. Kami berharap kepada para orangtua, guru/pendidik maupun pembina untuk menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusan seoptimal  mungkin sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan yang ada. Kepada semuanya kami harapkan memberi perhatian yang memadai kepada para guru/pendidik, yang telah membantu para orangtua dalam mendidik dan mendampingi anak-anak mereka. Perhatian anda dapat diwujudkan dengan sering mendoakan atau memberi bantuan yang dibutuhkan dalam proses pendidikan atau pembinaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.
“Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah. Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan” (Mzm 31:20-22)

Menuju Inkulturasi Misa Imlek

Hari Minggu 10 Februari 2013 adalah hari Raya Imlek. Tentu kita terkenang Gus Dus, sewaktu beliau menjadi Presiden RI, menjadikan hari Raya Imlek sebagai libur fakultatif. Tetapi sekarang hari Raya Imlek menjadi libur Nasional.


1. PENGANTAR

Sebelum Konsili Vatikan II, istilah inkulturasi belum dikenal dalam lingkup Gereja. Meskipun demikian, sejak awal kekristenan inkulturasi sudah dijalankan oleh Gereja. Kotbah Santo Paulus kepada orang Yunani di Aeropagus di Atena (Kis 17:22-33) merupakan salah satu usaha inkulturasi. Meskipun akhirnya dia ditertawakan dan ditolak karena mulai masuk ke dalam inti iman: kebangkitan orang mati. Namun usaha inkulturasi tidak berhenti di sini.

Dari lingkungan Yahudi, Gereja lambat laun bergeser masuk ke dalam lingkungan Greco-Romawi dan memakai kebudayaan ini seiring dengan ekspansi Kerajaan Romawi. Melalui usaha St. Sirilus dan Metodius, Gereja abad IX berkenalan dan masuk ke dalam budaya Slavia dengan meninggalkan gaya Greco-Romano. Sayangnya, sesudah itu gerakan Gereja yang dinamis seakan-akan menjadi agak kaku, teristimewa setelah Konsili Trente (1545-1563), karena pelbagai latar belakang, terutama yang mengancam kesatuan Gereja.

Penemuan daerah baru melalui penjelajahan di Amerika dan Asia membuka kesempatan baru bagi Gereja untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa di Amerika dan Asia. Secara khusus, pewartaan Injil di Asia mengalami pergulatan besar, karena para misionaris (yang berasal dari Eropa dengan kebudayaannya) harus berhadapan dengan bangsa yang sudah memiliki budaya, tradisi dan agamanya sendiri.

Benturan kebudayaan pun terjadi, baik di India (kontroversi ritus Siro-Malabar) pada abad XVIII, maupun di China (kontroversi ritus China) dari abad XVII-XVIII. Dalam ketegangan seperti ini, misi Gereja seakan-akan terhenti. Secara khusus di China, kontroversi ini malahan membuat Gereja ditolak kehadirannya oleh Kaisar Kangxi. Perbedaan persepsi tentang kebudayaan membuat Paus Klemens XI mengambil keputusan yang membuat Kaisar Kangxi sangat tersinggung yang akhirnya menolak kehadiran Gereja.

Kesalahpahaman terhadap tradisi maupun nilai-nilai kebudayaan China itu bukan saja terjadi pada jaman dahulu. Sampai sekarang pun kesalahpahaman itu tetap ada, bahkan dalam lingkup Gereja. Kerap kali kita mendengar kata-kata: “Saya sudah menerima Kristus, semua tradisi Tionghua tidak perlu lagi, atau sudah dibuang.” Barangkali orang yang mengatakannya mau menunjukkan bahwa bagi dia tidak lagi mengikuti tradisi, atau barangkali juga mau mengatakan bahwa orang tersebut sudah tidak tahu lagi adat istiadat nenek moyangnya.


2. PERAYAAN MUSIM

Dalam masyarakat Tionghua, ada perayaan yang dapat digolongkan sebagai pesta rakyat dan perayaan keagamaan. Pesta rakyat biasanya dihubungkan dengan perayaan musim. Kedua perayaan ini kerap kali bersinggungan, atau sering diadakan dalam satu rangkaian kesatuan, sehingga kerap kali sulit dibedakan antara perayaan agama atau pesta musim / rakyat 1. Beberapa perayaan yang dapat digolongkan sebagai pesta rakyat adalah: Chunjie (Tahun Baru Imlek),Yuanxiao Jie (Cap Go Me), Qingming Jie (Mendoakan Arwah), Duanwu Jie (Bacang), Zhongqiu Jie(Pesta Musim Panas), Tongzhi Jie (Pesta Ronde). Di dalam pesta-pesta ini, selain pesta musim, juga disertai dengan pesta atau peringatan peristiwa penting dalam sejarah. Sementara itu, peringatan-peringatan yang lebih bersifat keagamaan, dan sangat sedikit, seperti Zhongyuanyang biasanya dirayakan pada pertengahan bulan tujuh Imlek untuk memberi makan arwah-arwah kelaparan.

Melihat sifatnya, perayaan Tahun Baru Imlek lebih merupakan pesta rakyat untuk menyambut musim semi baru. Tahun baru Imlek adalah hari raya tradisional orang Tionghua yang paling utama. Perayaan ini berlangsung selama limabelas hari, mulai dari hari pertama bulan Imlek sampai dengan Festival Lampion yuánxiâojié. Sepanjang dua pekan ini rumah-rumah dihiasi dengan pelbagai pernak pernik, dan orang-orang saling mengucapkan “selamat” satu sama lain, karena mereka dengan selamat telah melewati satu tahun yang baru lampau, saat untuk meninggalkan yang lama dan menyambut yang baru. Dua ungkapan yang senantiasa muncul untuk menyebutkan masa ini adalah guònián yang menyatakan bahwa tahun yang lama telah berlalu dan bàinián untuk menyambut tahun yang baru.


3. SIMBOL DAN RAHMAT ALLAH DALAM MISA IMLE
K

Tentunya perayaan suatu masyarakat muncul dari penghayatan akan nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai perayaan itu kemudian disakralkan dengan upacara keagamaan, agar masyarakat yang merayakannya tidak hanya jatuh pada pesta pora kegembiraan, tetapi mempersiapkan manusia yang merayakannya dalam lingkup yang lebih rohani. Di sinilah rakyat atau masyarakat diikat dalam kesatuan suci yang membentuk mereka menjadi umat kudus2. Hal yang sama terjadi dengan perayaan tahun baru Imlek. Apalagi perayaan ini adalah perayaan tahun baru menurut penanggalan Imlek, maka mereka yang merayakannya merasa perlu memasuki tahun yang baru dalam keadaan penuh berkat.


a. Suatu Ketegangan Baru

Boleh tidaknya merayakan Imlek kerap kali menjadi dilema bagi umat Kristiani Tionghua. Mereka dihadapkan pada pilihan antara tetap merayakan Tahun Baru Imlek ataukah meninggalkannya karena sudah menerima Kristus. Kedua hal ini sebenarnya tidak perlu dipertentangkan. Orang tidak perlu dipaksa untuk memihak yang satu dan menolak yang lain. Yang lebih utama adalah apakah tradisi itu bisa semakin memantapkan imannya pada Kristus. Di sini Gereja dapat menjadi jembatan penghubung yang ampuh melalui pemahaman yang tepat akan tradisi ini.

Pertanyaan dari sebagian umat “mana lebih utama, iman atau adat?” akan membawa kita kepada persepsi yang salah, dan “memaksa” kita harus berpihak: iman atau adat3. Padahal tidak semua perayaan dalam tradisi itu jelek dan bertentangan dengan iman. Bagaimana mungkin pewartaan Injil akan berjalan dengan baik bila belum apa-apa justru sudah menghakimi suatu tradisi tanpa mempelajari dan mengerti tradisi tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah apakah dengan mengadakan Misa Imlek itu umat semakin dekat pada Kristus sendiri, ataukah sebaliknya.

Perayaan Tahun Baru Imlek dalam kehidupan menggereja tidak perlu sampai menimbulkan ketegangan baru. Secara sekilas Tahun Baru Imlek memiliki kemiripan dengan praktek paskah Yahudi, meskipun konteks dan teologinya sangat berbeda. Namun hal itulah yang menggelitik untuk dilihat secara bersamaan, ditambah lagi Buku Misa yang mendapat imprimatur dari Komisi Liturgi Konferensi Uskup Taiwan4 memakai kutipan perjamuan Paskah bangsa Yahudi sebagai bacaan pertamanya. Di sana ditemukan unsur-unsur yang sama, misalnya ada yang lewat / berlalu, ada makan bersama dalam keluarga, warna merah (darah) di depan rumah, dan lain-lain.

Barangkali di sinilah letak inkulturasi Gereja di Taiwan untuk membawa orang lebih mengimani Kristus. Kebanyakan proses atau upaya inkuluturasi di Indonesia berhenti hanya pada hal-hal lahiriah, dengan penggunaan simbol-simbol tradisional, namun tidak menyentuh esensi dan masuk ke dalam nilai-nilainya sendiri. Lebih menyedihkan lagi kalau inkulturasi dijalankan hanya bertujuan demi inkulturasi itu sendiri.

Maka bila Gereja Indonesia hendak merayakan Imlek, beberapa aspek ini hendaklah menjadi pertimbangan, agar jangan sampai para petugas pastoral jatuh pada semacam eforia perayaan Imlek yang datar dan sekadar di permukaan saja.

i.  Lewat / Berlalu

Ungkapan yang biasa diucapkan dalam merayakan Imlek adalah guònián yang artinya adalahnián lewat. Nián dalam bahasa Mandarin adalah tahun. Karena itu pada hari pertama Imlek, orang-orang mengatakan bahwa nián telah lewat, tahun yang lama sudah berlalu. Inilah ungkapan kegembiraan bahwa manusia sudah melewati satu tahun perjalanan hidupnya, baik dalam “kegembiraan, kesusahan, keberhasilan maupun kegagalan”5, dan saatnyalah memulai hidup yang baru dengan semangat yang baru. Yang sudah berlalu dapat menjadi pelajaran yang berharga untuk menapak ke masa depan yang lebih baik.

Kita bisa melihat sedikit gambaran pada perayaan Paskah dalam tradisi Yahudi. Pada malam sebelum Paskah mereka semua bersiap-siap menantikan Allah melewati tanah mesir (bdk. Kel 12:12) untuk membebaskan mereka dari perbudakan, dan membebaskan mereka menuju ke Tanah Terjanji, ke masa depan yang lebih baik.

Meskipun keduanya berbeda, tidak disangkal bahwa ada konteks melewati yang memberi harapan kepada manusia. Sambil menunggu dan berjaga-jaga orang diajak untuk mengarahkan diri kepada sesuatu di masa depan.

ii. Makan

Pada malam hari sebelum Imlek, seluruh keluarga akan berkumpul di rumah orangtua untuk makan bersama. Kiranya pada waktu makan di sana terciptalah suasana yang hangat dan saling berbagi. Dengan menikmati makanan yang sama dari meja yang sama pula, dengan berbagi, seperti perjamuan paskah Yahudi, di mana bila satu keluarga tidak dapat menghabiskan seekor domba, dia dapat mengajak tetangganya (bdk. Kel 12:4), semua perbedaan antar anggota keluarga menjadi lebur. Mereka yang mungkin pernah tidak saling menyapa dan bermusuhan kini membina kembali hubungan keluarga yang indah ini di depan orangtua.

Alangkah indahnya kalau makanan jasmani yang dinikmati di malam sebelum Tahun Baru Imlek diarahkan pada makanan yang tidak dapat binasa dalam Ekaristi pada keesokan harinya. Pada saat di mana saudara-saudara yang belum percaya kepada Kristus, namun pagi-pagi sudah bersembahyang di klenteng-klenteng memohonkan berkat, Gereja juga mengajak putera-puterinya untuk bertemu dengan Kristus dan bersatu dengan-Nya melalui santapan roti para malaikat, yang menguatkan jiwa dan jaminan hidup abadi (bdk. Yoh 6:1-59).

iii. Warna Merah

Bangsa Yahudi memakai darah anak domba untuk memberi tanda di depan rumah mereka sebagai tanda agar Tuhan melewati rumah mereka dan tidak mendatangkan bencana. Demikian juga warna merah menjadi tanda untuk orang Tionghua. Bahkan dapat dikatakan bahwa warna merah menjadi warna kesukaan orang Tionghua, karena menampakkan kegembiraan. Orang menikah, pesta ulang tahun, dan semua yang bersifat pesta kegembiraan selalu didominasi dengan warna merah. Yang paling mencolok adalah pemberian amplop kecil berisi uang yang disebut hóngbâo atau angpao.

Biasanya mereka yang sudah berkeluarga (orangtua) yang memberikan hóngbâo kepada mereka yang belum menikah (anak-anak) sebagai tanda berkat dan bekal kepada orang muda untuk memasuki tahun yang baru. Alangkah indahnya bagi orang Kristen agar tidak hanya memberikan uang dalam hóngbâo kepada anak-anak, melainkan mengisinya dengan ayat-ayat Kitab Suci sebagai bekal bagi mereka memasuki Tahun Baru Imlek.


b. Hiasan-hiasan dalam Gereja

Dalam konteks Misa Imlek, ide utama dalam Misa adalah bahwa pada hari itu umat Katolik diundang untuk bersatu lebih erat lagi dengan Kristus. Bila saudara-saudaranya yang tidak seiman pergi berdoa di klenteng untuk memohonkan berkat pada tahun yang baru dan mengenyahkan bencana, maka bagi umat Kristiani mereka datang ke gereja untuk bersatu dengan Kristus. Perhatian utama dalam Misa Imlek bukan lagi takut akan “nasib buruk” di tahun yang baru, melainkan adalah bahwa umat dengan mantap “melangkah bersama Kristus” memasuki tahun baru.

Hiasan-hiasan dalam gereja pada hari-hari raya bermaksud memberi warna istimewa, bahwa hari itu adalah hari khusus, di mana orang semakin diajak untuk merenungkan lebih mendalam lagi misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus, dan semakin meneguhkan iman kita. Secara khusus pada Misa Imlek, biasanya gereja-gereja didekorasi begitu indah untuk menciptakan suasana oriental. Namun kerap kali yang terjadi malahan dekorasi itu mengacaukan konsentrasi umat, dan mengalihkannya dari Kristus yang menjadi pusat perayaan. Maka hendaknya hiasan-hiasan khas oriental itu tidak dibuat berlebihan. Atau dengan bahasa gamblangnya “tidak memindahkan klenteng ke dalam gereja,” supaya umat dapat dengan mudah mengarahkan perhatiannya Yesus Kristus yang hadir dalam seluruh perayaan Ekaristi.


c. Pantang dan Puasa

Kalau melihat kalender liturgi, Masa Prapaskah biasanya jatuh pada bulan Februari. Sementara itu Imlek bisa saja jatuh sekitar bulan Februari. Beberapa tahun terakhir ini Imlek jatuh pada hari-hari di sekitar Rabu Abu, bertepatan dengan Masa Prapaskah.
Menanggapi umat yang merayakan Imlek, demi alasan pastoral dan inkulturasi, beberapa keuskupan merasa perlu memberikan dispensasi dari kewajiban pantang dan puasa di hari Rabu Abu bila Imlek jatuh pada hari Rabu Abu, dan menggesernya ke hari yang lain. Keputusan yang demikian ini amat disayangkan, karena justru lebih mengikuti trend dan salah kaprah, yang menganggap bahwa Tahun Baru Imlek baru mempunyai makna bila disertai dengan pesta dan makan-makan.

Bila dilihat dari persiapan menyambut Tahun Baru Imlek, nyatalah bawa perayaan ini didahului dengan acara membersihkan rumah dan diri. Pakaian baru juga disiapkan untuk dipakai pada tahun yang baru. Semuanya ini memiliki makna simbolik, yakni bahwa pada tahun baru semuanya harus baru. Membersihkan seluruh rumah merupakan tanda lahir dari sikap membersihkan diri. Sebagai kelanjutannya mereka yang beragama Budha justru berpantang daging selama tujuh hari Imlek sebagai tanda askese dan pembersihan diri. Maka menjadi sangat aneh bila Gereja justru “mengalahkan” Rabu Abu yang sungguh bermakna pertobatan hanya demi “menghormati” tradisi Imlek. Bukankah kebiasaan menyambut Tahun Baru Imlek dengan “bersih-bersih” ini menjadi semakin mendalam lagi dalam penghayatan Rabu Abu dan Masa Prapaskah? Barangkali ini tradisi yang demikian dapat menjadi guru katekese yang baik bagi penghayatan hidup rohani umat Kristiani yang merayakan Imlek dan mempersiapkan diri merayakan Paskah Kristus.


4. PENUTUP

Jalan menuju inkulturasi masih panjang, apalagi menyangkut Misa Tahun Baru Imlek. Lingkungan di sekitar ikut mempengaruhi pemahaman yang tepat akan suatu tradisi. Gereja Indonesia tidak luput dari ketegangan, antara mengakomodasi kebutuhan umat Katolik yang masih merayakan Imlek dengan mereka yang sudah tidak merayakan Imlek di satu sisi, dan akan tradisi lain di bumi Nusantara. Jangan karena upaya ini Gereja dianggap sudah dimonopoli oleh kelompok tertentu.

Apa pun yang dirayakan dalam Misa, hendaknya selalu diingat bahwa Misa adalah perayaan syukur, suatu eucharistia, yang berfokus dan berpuncak pada Yesus Kristus. Pada-Nya-lah seluruh liturgi Gereja berpusat. Apakah namanya Misa Imlek, Misa Karismatik, atau pun Misa-misa lain yang memakai budaya tertentu, Misa tetaplah merupakan kenangan akan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus Yesus. Dan Gereja menjamin bahwa setiap umat mendapatkan hak dan kesempatan yang sama untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus, jaminan keselamatan manusia.


sumber
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/id559.htm

dikutip dari : artikel Romo Agustinus Lie, CDD 

(Menjelang IMLEK.., tgl. 10-02-2013)



Gus Dur, Imlek dan Pluralitas Bangsa

BH, 04/02/09


 Gus Dur, itulah panggilan nama lengkap mantan Presiden Indonesia keempat KH. Abdurrahman Wahid. Ketokohannya tidak hanya diakui oleh masyarakat Indonesia tetapi juga oleh dunia internasional.

 Berpuluh-puluh buku telah terbit dari tangannya, begitu juga banyak buku dan penelitian baik itu yang berbahasa Indonesia maupun Inggris yang menjadikan sosok Gus Dur sebagai bahan kajian. Bahkan buku sejarah hidupnya, Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid ditulis oleh orang asing, peneliti dari Australia, Prof. Greg Barton.

Beberapa atribut bisa dilekatkan kepadanya. Mulai dari mantan presiden, mantan ketua Nahdhatul Ulama (NU), pendekar demokrasi, pembela minoritas dan bapak pluralisme. Kegigihannya membela nilai-nilai pluralisme dan dialog antar agama membuatnya pernah mendapatkan penghargaan Medals of Valor dari The Simon Wiesenthal Center di Amerika Serikat.

Ketika minggu lepas, kaum Tionghoa di Indonesia secara bebas dan meriah bisa merayakan tahun baru Imlek, secara otomatis orang ingat atas sosok Gus Dur sang pembela kaum minoritas ini.

Memangnya, Gus Dur adalah orang yang pertama mencabut Intruksi Presiden (Inpres) No 14/1967. Inpres yang dikeluarkan oleh Soeharto ketika awal berkuasa pada tahun 1967 itu melarang kaum Tionghoa merayakan pesta agama dan adat istiadat di depan umum dan hanya boleh dilakukan di lingkungan keluarga. Karena Inpres tersebut, selama masa Orde Baru, aktifitas kaum Tionghoa seolah-olah dibatasi, tidak hanya dalam merayakan pesta agama tetapi juga partisipasi politik kelompok ini ditekan selama pemerintahan Soeharto.

Tak heran kalau jarang sekali kaum Tionghoa yang bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) apalagi menjadi anggota parlemen, atau menduduki jabatan tinggi di pemerintahan seperti menjadi bupati, gubernur dan menteri di kabinet.

Gus Dur mencabut larangan inpres itu karena dianggap diskriminatif padahal perlembagaan negara UUD 1945 menjamin perlindungan semua warga. Kalau yang lain bisa ke masjid, gereja, atau ke makam untuk ziarah, kenapa orang Tionghoa tidak boleh ke kelenteng? demikian alasan Gus Dur.

Setelah Gus Dur mencabut inpres tersebut, Megawati presiden selanjutnya mengeluarkan Keppres No 19/2002 yang isinya menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional.

Inisiatif Gus Dur mencabut inpres tersebut telah membuka jalan persamaan hak bagi warga Tionghoa untuk tidak ragu merayakan hari besarnya dan juga secara bebas terjun ke politik. Pasca reformasi, tercatat beberapa tokoh Tionghoa berkibar di ranah politik Indonesia. Sebut saja diantaranya Kwik Kian Gie yang menjadi Menteri pada Kabinet Gus Dur, begitu juga Alvin Lie yang menjadi anggota parlemen dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Mari Elka Pangestu yang sekarang menjadi Menteri pada pemerintahan Yudhoyono.

Begitu juga di tingkat lokal, banyak etnis Tionghoa yang bisa menjadi pejabat di daerah. Sebut saja Basuki Tjahaja Purnama yang menjadi bupati Bangka dan Christiandy Sanjaya menjabat sebagai wakil gubernur Kalimantan Barat.

Dahlan Iskan, pemimpin surat kabar Jawa Pos, yang mempopulerkan istilah Tionghoa menggantikan sebutan orang China di Indonesia, menyebutkan bahwa sebelum reformasi kaum Tionghoa di Indonesia terbagi kepada tiga kelompok yaitu totok, peranakan dan hollands spreken.

Totok merujuk kepada kaum Tionghoa yang orangtuanya lahir di Tiongkok sementara dia lahir di Indonesia. Peranakan menunjukkan bahwa beberapa keturunannya sudah lahir di Indonesia dan hollands spreken merujuk kepada kaum Tionghoa Indonesia yang mampu berbahasa Belanda, berpenampilan lebih modern dimanapun dia dilahirkan.

embagian kategori ini dalam sejarah Indonesia menunjukkan adanya perbedaan derajat dan status ekonomi kaum Tionghoa saat itu. Kaum peranakan bekerja di bidang pertanian dan perkebunan; orang totok menjadi penjual jasa dan pedagang kelontong; sementara kelompok hollands spreken identik dengan kaum terpelajar dan bahkan sekolah ke luar negeri.

Ketiga kelompok ini secara tegas terpisahkan dan tidak bisa saling berhubungan satu sama lain dalam pergaulan sosial. Bahkan antara kaum totok, peranakan dan hollands spreken tidak bisa menikah lintas kelompok. Tapi itu cerita dahulu, terutama sebelum kran demokratisasi dan reformasi dibuka pasca runtuhnya regime Soeharto.

Sekarang peleburan dan persamaan hak baik sosial, ekonomi maupun politik telah meruntuhkan diskriminasi itu. Tidak hanya diantara sesama warga Tionghoa itu sendiri bahkan mereka sekarang menjadi sejajar dengan suku apa pun di Indonesia. Sekarang, tidak ada lagi halangan bagi kelompok totok untuk menikah dengan kelompok hollands spreken, bahkan adalah hal yang biasa kalau orang Tionghoa sekarang menikah dengan suku apapun di Indonesia seperti dengan suku Jawa, Sunda, Batak atau yang lainnya.

Tidak perlu lagi para anak Tionghoa mengganti namanya yang berbau Chinese dengan nama yang berbau Jawa dan Indonesia. Zaman Soeharto, nama Soe Hok Djien kalah populer dengan nama Indonesianya Prof. Arif Budiman, begitu juga Nio Hap Liang, pemain bulutangkis terkenal Indonesia, lebih dikenal dengan sebutan Rudi Hartono. Begitu juga kaum Tionghoa Indonesia sekarang tidak perlu lagi takut untuk menjadi anggota polis, tentara dan menteri atau pejabat negara lainnya.

Inilah tentunya berkah dari terbukanya kran demokratisasi di Indonesia dan jasa Gus Dur sebagai bapak pluralisme. Tentu saja usaha Gus Dur membela kaum minoritas di Indonesia seperti kaum Tionghoa perlu diapresiasi.

Bentuk penghargaan itu tentunya tidak cukup hanya berhenti pada pemberian gelar bapak pluralisme kepada Gus Dur. Yang lebih penting adalah pemerintahan setelah Gus Dur dituntut tidak hanya mempertahankan kebebasan dan persamaan hak yang telah diperjuangkan Gus Dur tetapi juga terus mengembangkan semangat saling menghargai dan menghormati sesama warga Indonesia yang memang unik dengan berbagai macam suku, agama dan adat istiadat.

Pemerintahan Yudhoyono kini harus terus berjuang menjadikan realitas pluralitas bangsa Indonesia ini sebagai modal dan kekayaan budaya bangsa bukan sebagai sumber konflik. Jangan lagi kita dengar di bumi Indonesia ada diskriminasi, saling mencurigai dan saling menyerang disebabkan karena masalah perbedaan etnis dan agama.

Konflik agama seperti yang terjadi di Ambon atau konflik etnis yang terjadi antara suku Dayak dan Madura pada zaman dahulu tidak boleh terulang dan perlu dijadikan pelajaran oleh semua komponen bangsa Indonesia.

Generasi sekarang harus semakin faham bahwa realitas masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural. Semangat Sumpah Pemuda tahun 1928 yang menyatukan etnis-etnis di Indonesia kedalam satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air bernama Indonesia perlu terus dipegang oleh generasi sekarang. Bukankah para bapak bangsa (founding fathers) seperti Soekarno dan Hatta telah menjadikan Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu) sebagai semboyan berdirinya republik Indonesia. Semangat inilah yang semestinya terus diwariskan oleh tokoh-tokoh politik dan pemerintahan di Indonesia kepada generasi selanjutnya.

Dan Gus Dur, presiden keempat Indonesia itu sudah memberikan contoh. Ini karena Gus Dur faham betul dengan sejarah bangsa dan cita-cita kemerdekaan para pendiri bangsa ini. Gus Dur tidak hanya faham arti demokrasi tetapi juga terus berjuang menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi Gus Dur, dengan demokrasi, segala bentuk diskriminasi dan pembedaan berdasar apa pun tidak relevan lagi dan harus diakhiri.

sumber
http://alinur.wordpress.com/2009/02/04/gus-dur-imlek-dan-pluralitas-bangsa/

Baikkah Minum Air Putih Pada Saat Perut Kosong ?

 
Di Jepang sekarang ini sangat popular sekali trend minum air segera setelah Bangun pagi. Apalagi, test ilmiah telah membuktikan keampuhannya. Kami memberikan deskripsi penggunaan air kepada pembaca kami dibawah ini. Terapi air ini telah dibuktikan sukses oleh kumpulan pengobatan Jepang untuk penyakit lama dan serius dan juga penyakit moderen. Penyakit-penyakit tersebut adalah sebagai berikut:
Sakit kepala, sakit badan, system jantung, arthritis, detak jantung cepat, epilepsi, kelebihan berat badan, asma bronchitis, penyakit ginjal dan urin, muntah-muntah, asam lambung, diare, diabetes, susah buang air besar, semua penyakit mata, rahim, kanker, datang bulan lancar, dan penyakit telinga, hidung dan kerongkongan


METODE TERAPI
1. Setelah anda Bangun pagi sebelum mengosok gigi, minum 4 x 160cc gelas air
2. Gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun
selama 45 menit
3. Setelah 45 menit anda boleh makan dan minum seperti biasa
4. Setelah 15 menit sarapan, makan siang dan makan malam, jangan makan
ataupun minum apapun selama 2 jam
5. Untuk anda yang tua ataupun sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air pada saat mulai bisa digantikan dengan meminum sedikit air terlebih dahulu dan kemudian ditingkatkan secara berkala hingga 4 gelas per hari.
6. Metode diatas adalah terapi untuk mengobati penyakit dari orang yang sakit dan orang lain dapat menikmati hidup yang sehat.

Daftar berikut adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk terapi pengobatan/control/ mengurangi penyakit utama:
1. Tekanan darah tinggi (30 hari)
2. Asam lambung (10 hari)
3. Diabetes (30 hari)
4. Susah buang air besar/konstipasi (10 hari)
5. Kanker (180 hari)
6. Tuberculosis (90 hari)
7. Pasien arthritis disarankan untuk mengikuti terapi diatas ini hanya 3 hari pada minggu pertama dan dari minggu kedua dan seterusnya – setiap hari.

Metode pengobatan ini tidak mempunyai efek samping, tetapi pada saat pelaksanaan pengobatan ini anda mungkin akan buang air beberapa kali.

Adalah lebih baik jika kita melanjutkan terapi ini dan menjadikan prosedur ini sebagai rutinitas kerja dalam kehidupan kita. Minum air dan tetap sehat dan aktif.

Hal ini masuk akal…. Orang Cina dan Jepang minum the hangat pada saat makan mereka .. bukan air dingin. Mungkin sudah waktunya kita mengadopsi kebiasaan minum mereka sewaktu makan !!!

Untuk yang suka minum air dingin, artikel ini mungkin berguna untuk anda. Adalah enak untuk minum minuman dingin setelah makan. Bagaimanapun, air dingin akan memadatkan minyak yang anda konsumsi. Ia akan memperlambat pencernaan.

Sekali “kotoran” ini bereaksi dengan asam, ia akan dipecah dan diserap oleh intestine lebih cepat daripada makanan padat. Ia akan berbaris dalam usus besar. Dengan cepat, ini akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker. Adalah sangat bagus untuk minum sup hangat ataupun air hangat setelah makan.

Pesan yang serius untuk serangan jantung:
· Wanita seharusnya tahu jika tidak semua simptom serangan jantung adalah sakit pada lengan kiri.
· Berhati-hatilah terhadap sakit yang sangat pada garis rahang
· Kamu mungkin tidak pernah merasakan sakit pertama pada dada selama serangan jantung
· Pusing dan keringat berlebihan merupakan simptom pada umumnya.
· 60% dari orang mengalami serangan jantung ketika mereka sedang tidur tetapi tidak bangun lagi.
· Sakit pada rahang dapat membangunkan anda dari tidur yang lelap. Mari berhati-hati dan sadar. Makin banyak kita tahu, kesempatan bertahan hidup menjadi lebih besar.
 
Sumber : Topik Terupdate

10 Tempat Paling Susah di Ucapkan


Suka traveling? Bagaimana ya kira-kira kalau kamu mau liburan ke daerah dengan nama yang "njelimet"?
Pas pulang dari liburan dan mau cerita ke teman bilangnya, "Eh, aku baru liburan dari Pekwachnamaykoskwaskwaypinwanik loh!,". Hahah......
Inilah 10 nama tempat di dunia yang bisa bikin kamu berolahraga lidah sekaligus bisa jadi inspirasi kamu buat liburan mendatang. Enjoy!
 
1. Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Yuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit (Thailand)
Nama kota yang panjangnya ngalah-ngalahin gerbong kereta api ini adalah nama lain atau seremonial dari Kota Bangkok, Thailand. Nama tersebut diberikan oleh Raja Buddha Yodfa Chulaloke dan disunting oleh Raja Mongkut.
Arti dari nama tersebut adalah "Kota para malaikat, kota yang besar, kota permata yang abadi, kota yang tak terkalahkan milik Dewa Indra, ibukota dunia yang terbesar, dikaruniai dengan 9 permata yang berharga, kota yang bahagia, penuh dengan Istana Kerajaan yang sangat besar yang menyerupai tempat tinggal surgawi dimana para dewa yang bereinkarnasi berkuasa,kota yang diberikan oleh Indra dan dibangun oleh Vishnukarma.

2. Taumatawhakatangihangakoauauotamateaturipukakapikimaungahoronukupokaiwhenuakitanatahu (Selandia Baru)
Nama sebuah bukit dalam Bahasa Mäori di Selandia Baru. Tempat ini tercatat dalam Guiness World Records sebagai tempat dengan nama terpanjang di dunia (85 huruf).

3. Llanfairpwllgwyngyllgogerychwyrndrobwllllantysiliogogogoch (Inggris)
Sebuah desa dalam Bahasa Welsh di daerah Anglesey, Wales, Inggris.

4. Chargoggagoggmanchauggagoggchaubunagungamaugg (Massachusets, US)
Danau dalam Bahasa Nipmuc ini merupakan danau dengan nama terpanjang di Amerika Serikat. Danau ini berlokasi di Massachusets.

5. Pekwachnamaykoskwaskwaypinwanik (Kanada)
Danau yang diberi nama menggunakan Bahasa Inuktitut ini berlokasi di Manitoba dan Nunavut, Kanada.

6. Przedmieście Szczebrzeszyńskie ((Polandia)
Daerah ini merupakan sebuah desa di Lublin Voivodeship, di Polandia bagian timur. Desa ini hanya memiliki populasi sebanyak 386 jiwa.

7. Beaujeu-Saint-Vallier-Pierrejux-et-Quitteur (Perancis)
Daerah ini berada di Haute-Saône wilayah Franche-Comté, Perancis sebelah timur.

8. Tweebuffelsmeteenskootmorsdoodgeskietfontein (Afrika Selatan)
Nama sebuah peternakan 200 km sebelah barat Pretoria, Afrika Selatan bagian barat laut.

9. Äteritsiputeritsipuolilautatsijänkä (Finlandia)
Nama sebuah rawa di Finlandia ini merupakan nama tempat yang terpanjang dalam 1 kata di Finlandia.

10. Gorsafawddacha'idraigodanheddogleddollônpenrhynareurdraethceredigione (Inggris)
Ini adalah nama stasiun kereta api kecil di Gwynedd, Wales sebelah barat. Nama ini dipilih untuk mengalahkan popularitas Desa Llanfairpwllgwyngyllgogerychwyrndrobwllllantysiliogogogoch yang juga berada di daerah Wales.
Sumber : TopikTerupdate

DAFTAR 10 NEGARA YANG MENJADI HANTAMAN ASTEROID,


Indonesia Paling Mungkin Dihantam Asteroid |

Film Amargedon yang dibintangi oleh Bruce Willis, menggambarkan seperti apa jika sebuah asteroid menghantam bumi kita tercinta ini, ribuan asteroid melayang-layang diluar pelanet sana yang siap menjadi ancaman bai kelangsungan peradaban manusia di muka bumi ini, Asteroid sebesar bis umum pun bisa mengakibatkan kerusakan yang amat dahsyat bila menghantam permukaan bumi. . para ilmuwan terus memantau beberapa kandidat asteroid yang menjadi ancaman bagi bumi,  Ada sekitar 47 ribu asteroid yang menjadi ancaman. Kategori ini berdasarkan massanya.

Wide Field Infrared Survey Explorer milik badan antariksa Amerika Serikat, NASA, DailyMail sudah mengumpulkan 107 sampel asteroid yang diperkirakan berbahaya.
Minimal lebar semua asteroid itu sekitar 330 kaki. Itu adalah sampel dari 47 ribu asteroid yang diperkirakan berbahaya. Melalui misi NEOWISE, NASA menemukan bahwa asteroid ini mengorbit di jarak sekitar 5 juta mil dari Bumi. Dengan jarak seperti bisa diperkirakan bahwa mereka bisa berbahaya untuk bumi.
Para peneliti di University of Southampton kemudian memakai  software NEOimpactor untuk mengompilasi data asteroid itu dengan tempat-tempat yang diperkirakan menjadi lokasi tumbukan. Hasilnya, ada negara-negara yang menjadi top 10, salah satunya Indonesia.
Sembilan negara lainnya adalah China, India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil, dan Nigeria.
Sumber:vivanews

Jumat, 01 Februari 2013

Kolesterol Tinggi

"Kebanyakan penyebab kolesterol tinggi adalah dari makanan, tapi beberapa makanan tertentu justru dapat menurunkannya. Makanan yang dapat menurunkan kolesterol antara lain gandum, ikan salmon, kacang-kacangan, teh, bayam, minyak zaitu dan buah delima. "

Semoga bermanfaat...

Permen Karet Libido Sering untuk Pelecehan Seksual !!


Hati-hati Buat Perempuan !! 
(buat laki-laki juga..., deh...!)


Permen karet pembangkit libido yang dilarang Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) rupanya best seller alias laris manis di internet. Gawatnya, permen yang bikin gairah meledak-ledak ini sering dipakai untuk pelecehan seksual.
Modusnya adalah diam-diam menyuguhkan permen ini, namun dikemas dengan bungkus permen karet biasa. Korban yang tidak merasa curiga akan mengonsumsinya, lalu ketika efeknya sudah muncul maka akan 'diprovokasi' oleh pelaku untuk berhubungan intim.

"Banyak yang seperti itu (memberikan diam-diam). Kebanyakan yang beli memang cowok, untuk diam-diam dikasih ceweknya. Ini memang untuk cewek biasanya," kata seorang penjual yang tinggal di Surabaya, sebut saja Enal saat dihubungi wartawan, Jumat (1/2/2013).

Bentuk permen ini memang tidak mencurigakan, kebanyakan mirip seperti permen karet biasa yang banyak dikonsumsi. Ada yang bentuknya kecil-kecil seperti permen karet H****dent, ada juga yang berupa lembaran-lembaran segiempat seperti permen karet L*tt*.

Enal mengakui, permen karet pembangkit libido memang lebih banyak dikonsumsi oleh perempuan. Pembeli yang datang kepadanya kebanyakan laki-laki untuk diberikan pada pasangannya, sebagian perempuan untuk dikonsumsi sendiri dan hanya sedikit perempuan yang mengaku beli untuk pasangannya.
BPOM sendiri dalam rilisnya telah menyatakan 3 merek permen karet pembangkit libido, yakni Sexy Gum, Sex Love dan US Passion Cachou sebagai produk berbahaya. Tidak disebutkan secara detail efek negatifnya namun yang jelas ketiganya tidak terdartar di BPOM.

Karena permen ini kebanyakan dijual di internet, BPOM akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika guna memblokir situs-situs yang menjualnya. BPOM juga akan berkoordinasi dengan Bareskrim Polri dalam memberantas obat-obat ilegal yang dijual lewat internet.

Sumber : Detik.com

‘‘Kisah Pemuda Miskin dan Gadis Kaya’’




Seorang Pemuda miskin mencintai seorang gadis kaya. Suatu hari Pemuda itu nembak si gadis.


Gadis itu berkata...“Dengar ya, gaji bulanan Anda sama dengan pengeluaran harianku...!!! Haruskah aku pacaran dengan Anda...??? Aku tidak akan pernah mencintai Anda. Jadi, lupakan diriku dan pacaran dengan orang lain yang setingkat dengan Anda...!!!”

Tapi entah kenapa si Pemuda tidak bisa melupakannya begitu saja. 10 tahun kemudian, mereka bertemu disebuah pusat perbelanjaan.

Wanita itu berkata...
“Hei Kamu..!!! Apa kabar...??? Sekarang aku sudah menikah. Apakah kamu tahu berapa gaji suamiku...??? Rp.20 juta perbulan...!!! Dapatkah kamu bayangkan...??? Dia juga sangat cerdas...!!!”

Mata Pemuda itu berlinang air mata mendengar kata² wanita itu. Beberapa menit kemudian suami wanita itu datang. Sebelum wanita itu bisa mengatakan sesuatu, suaminya berkata...

“Pak…!!! Saya terkejut melihat Anda disini. Kenalkan istri saya...!!!”

Lalu dia berkata kepada istrinya...

“Kenalkan Bossku, Boss masih lajang lho... Dia mencintai seorang gadis tapi gadis itu menolaknya. Itu sebabnya dia masih belum menikah. Sial sekali gadis itu... Bukankah sekarang tidak ada lagi orang yang mencintai seperti itu...???”

Wanita itu merasa terkejut dan malu sehingga tidak berani melihat kedalam mata si Pemuda.

◦°—◦°—◦°—◦°—◦°
◦°—◦°—◦°—◦°—◦°

Pesan Moral...
Kadang orang yang kita sakiti dan kita hina jauh akan lebih sukses dari pada yang kita bayangkan. Setelah semua terjadi timbullah sebuah penyesalan dari dirinya. Kadang orang yang di hina akan memakai hinaannya untuk mengapai sebuah kesuksesan.

Ini hanya sebagian cerita kehidupan nyata. Bukan harta yang akan membuat kita bahagia. Tapi rasa bersyukurlah yang membuat kita bahagia.

Mari kita bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada kita, dan mudah2an kita semua tergolong orang yang pandai Beryukur.



Note : Bagaimana dengan anda ? Sudahkah anda bersyukur hari ini atas nikmat dan karunia dari Allah yang maha baik ? 
Amsal hari ini.....

Taurat TUHAN itu sempurna, 
menyegarkan jiwa;
 peraturan TUHAN itu teguh, 
memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.

Mazmur 19:8

Renungan Pagi: "TUGASMU ADALAH MERAWATNYA"


Jumat 1 Februari 2013
Injil Mrk 4:26-34


Allah sendirilah yang memberi pertumbuhan terhadap benih Sabda-Nya, tapi tugasmu adalah memberi peluang dan kesempatan di dalam hidupmu, terutama di dalam hatimu agar sabda itu bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah.

Alangkah indahnya untuk direnungkan oleh setiap orang bahwa Sabda Kehidupan Ilahi telah tertanam di dalam hatimu. Dan, sabda Kehidupan itu adalah Yesus sendiri, yang telah datang dan tinggal di dalam hatimu. Meskipun demikian dampak atau pengaruh Sabda Kehidupan dalam hidup dan dan diri setiap orang berbeda. Perbedaan terjadi bukan karena benih Sabda yang berbeda, melainkan karena reaksi yang berbeda setiap orang dalam menanggapinya.

Karena itu, pagi ini kuyakinkan engkau bahwa hidupmu, terutama diri dan hatimu adalah ladang di mana Sabda Tuhan telah ditaburkan. Tuhan membutuhkan kerja samamu agar Sabda-Nya itu bertumbuh dan berbuah. Jika Anda mampu melakukannya maka sadarlah bahwa Kerajaan Allah telah bersemayam di dalam hatimu. Dan, Kerajaan Allah itu adalah Yesus sendiri. Memiliki Yesus lebih dari segalanya karena hanya Dialah yang memberi jaminan keselamatan jiwamu kelak.


Foto: Renungan Pagi: "TUGASMU ADALAH MERAWATNYA"
Jumat 1 Februari 2013
Injil Mrk 4:26-34


Allah sendirilah yang memberi pertumbuhan terhadap benih Sabda-Nya, tapi tugasmu adalah memberi peluang dan kesempatan di dalam hidupmu, terutama di dalam hatimu agar sabda itu bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah.

Alangkah indahnya untuk direnungkan oleh setiap orang bahwa Sabda Kehidupan Ilahi telah tertanam di dalam hatimu. Dan, sabda Kehidupan itu adalah Yesus sendiri, yang telah datang dan tinggal di dalam hatimu. Meskipun demikian dampak atau pengaruh Sabda Kehidupan dalam hidup dan dan diri setiap orang berbeda. Perbedaan terjadi bukan karena benih Sabda yang berbeda, melainkan karena reaksi yang berbeda setiap orang dalam menanggapinya.

Karena itu, pagi ini kuyakinkan engkau bahwa hidupmu, terutama diri dan hatimu adalah ladang di mana Sabda Tuhan telah ditaburkan. Tuhan membutuhkan kerja samamu agar Sabda-Nya itu bertumbuh dan berbuah. Jika Anda mampu melakukannya maka sadarlah bahwa Kerajaan Allah telah bersemayam di dalam hatimu. Dan, Kerajaan Allah itu adalah Yesus sendiri. Memiliki Yesus lebih dari segalanya karena hanya Dialah yang memberi jaminan keselamatan jiwamu kelak.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Rinnong***